Zionis merajalela, Dunia tak mampu menghentikannya

Oleh: Isheriwati, SPdi

Deteksijambi.com ~ Sudah satu tahun sejak Operasi Banjir Al-Aqsa, militer Zion*s Yahudi terus melancarkan serangan biadab dan keji. Mereka terus melakukan genosida (pembersihan etnis tanpa sisa) terhadap penduduk Gaza, Palestina. Dunia menyaksikan kejahatan entitas Yahudi ini dalam melakukan pemusnahan penduduk Gaza. Serangan kejam dan mematikan diarahkan kepada warga sipil yang bukan anggota Hamas, baik perempuan, anak-anak, orang tua, tim medis, atau jurnalis.

Jelas, Zion*s Yahudi melakukan penghancuran secara sengaja dan sistematis terhadap penduduk Gaza. Jumlah bom yang dijatuhkan di Gaza sejak awal konflik mencapai 75 ribu ton. Ini lebih banyak dari jumlah pengeboman di Dresden, Hamburg, dan London selama Perang Dunia II. Kekuatan ledakan yang dihasilkan dari pengeboman ini setara dengan 4,6 kali lipat dari bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.

Enam puluh persen infrastruktur di Gaza hancur. Sebanyak 814 masjid rusak parah bersama 3 gereja dan 19 kawasan pemakaman. Lebih dari separuh rumah sakit juga hancur dan 564 sekolah rusak berat. Berbagai situs sejarah termasuk gereja yang usianya ratusan tahun juga ikut dihancurkan Zion*s Yahudi.

Korban terbunuh, terluka, dan hilang nyaris menembus angka 150 ribu penduduk dalam 365 hari. Sebanyak 69 persen korbannya adalah wanita dan anak-anak. Hampir 2,3 juta penduduk mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Zion*s Yahudi dan penduduknya juga memblokade truk-truk bantuan pangan ke Gaza. Dampaknya, lebih dari 70 persen penduduk Gaza mengalami kelaparan parah.

Zion*s Yahudi juga tidak memedulikan sama sekali aturan dunia dalam peperangan. Mereka dengan brutal menyerang fasilitas rumah sakit sekaligus membunuh tenaga medis, jurnalis, dan petugas kemanusiaan. Tercatat 986 staf medis, 175 wartawan, dan 85 petugas pertahanan sipil yang bekerja menyelamatkan warga tewas.

Kekejaman dan kekejian militer Zion*s Yahudi tidak berhenti sampai di situ. Mereka juga mencuri 2.300 mayat di Gaza. Bagian-bagian mayat itu mereka jual.

Bukan hanya umat muslim yang menderita. Warga Kristen di Gaza juga turut menjadi korban.

 Selain sejumlah gereja hancur, ratusan umat Kristiani juga menjadi tewas. Keadaan ini mencemaskan para pemuka agama Kristen bahwa umat mereka akan punah di Gaza akibat tewas atau mengungsi ke tempat lain.

Militer Zion*s Yahudi kini juga mengarahkan serangan mereka keluar wilayah Palestina. Kawasan Libanon, Suriah, dan Yaman mulai diserang. Lagi-lagi dengan alasan membela diri. Pada September lalu, militer Zion*s Yahudi menjatuhkan 80 ton bom di kawasan Libanon untuk menyerang kelompok perlawanan Hizbullah.

Kembali, banyak warga sipil menjadi korban.

Apa yang bisa kita ambil pelajaran dari itu semua?

Di balik kekejaman serangan Zion*s Yahudi terhadap kaum muslim, ada sejumlah pelajaran penting untuk umat. 

Pertama, kebenaran firman Allah Swt. tentang sifat kaum kafir dalam memusuhi kaum muslim. Di antaranya, “Orang-orang kafir itu, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Jika kalian tidak melaksanakan perintah Allah (untuk saling melindungi), niscaya akan terjadi kekacauan di bumi dan kerusakan yang besar.” (QS Al-Anfal [8]: 73).

Umat menyaksikan negara-negara kafir seperti Amerika Serikat, Jerman, Prancis, dan Inggris terus menerus mengirimkan bantuan keuangan dan persenjataan kepada Zion*s Yahudi untuk menghancurkan Gaza. Pada akhir September lalu, misalnya, Zion*s Yahudi menerima paket bantuan militer dari Amerika Serikat yang totalnya mencapai 8,7 miliar dolar AS (sekitar Rp131,6 triliun). Bantuan diberikan setelah militer Zion*s Yahudi membombardir kawasan Libanon. 

Sebelumnya AS juga mengirimkan bantuan persenjataan sebesar 1 miliar US dolar kepada Zion*s Yahudi.

Genosida dan penghancuran kawasan Gaza yang terjadi hari ini tidak lepas dari sikap para penguasa muslim, terutama para pemimpin Arab. Mereka malah memberikan loyalitas kepada para penguasa negara-negara Barat yang mendukung kekejaman Zion*s Yahudi. Sebaliknya, nyaris tidak ada pembelaan dari para penguasa muslim itu untuk kaum muslim di Gaza, kecuali hanya retorika dan logistik ala kadarnya.

Kedua, makin tampaknya sikap pengecut dan kekalahan kaum Zion*s Yahudi. Serangan militer mereka yang bertubi-tubi dengan pengerahan berton-ton bom memperlihatkan ketakutan mereka dalam menghadapi kaum muslim. Mereka tidak berani melakukan serangan langsung terhadap para pejuang muslim karena tahu akan mengalami kekalahan. Sikap pengecut itu terlihat dari sejumlah eksekusi yang dilakukan militer Zion*s Yahudi terhadap warga sipil seperti tawanan, anak-anak, wanita, lansia, bahkan penyandang disabilitas. Namun, mereka kocar-kacir ketika menghadapi serangan balasan dari para pejuang muslim.

Pimpinan Zion*s Yahudi Netanyahu juga berkeliling ke sejumlah negara pendukung. Ia merengek bantuan tambahan untuk menghancurkan Gaza. Pemerintah Zion*s Yahudi makin menyadari bahwa mereka telah jatuh dalam perang yang telah menyebabkan kerugian besar secara ekonomi dan juga militer.

Benarlah firman Allah Swt. yang mengungkap mental sampah dan pengecut mereka, “Mereka berkata, ‘Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya selagi mereka ada di dalamnya. Oleh karena itu, pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua. Sungguh kami hanya akan duduk-duduk menanti di sini saja.’” (QS Al-Maidah [5]: 24).

Ketiga, Allah Swt. memperlihatkan ketegaran kaum muslim Gaza dalam menghadapi serangan demi serangan brutal Zion*s Yahudi. Di balik duka karena kehilangan harta dan keluarga, dunia menyaksikan ketegaran kaum lelaki, perempuan, bahkan anak-anak. Mereka tetap menjalankan salat, membaca Al-Qur’an, termasuk mengerjakan saum Ramadan. Kekejaman yang mereka alami tidak membuat mereka berbalik meninggalkan Islam. Sebaliknya, keimanan mereka kian teruji. Mereka makin yakin bahwa semua adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya.

Keempat, lewat krisis ini, umat bisa melihat sifat asli para penguasanya. Mereka egois, pengecut, sekaligus pengkhianat. Meski punya kekuatan militer besar, para pemimpin Dunia Arab dan Islam memilih untuk tetap menempatkan pasukan mereka di barak-barak mereka ketimbang mengirimkan pasukan mereka itu untuk membela darah dan kehormatan umat.

Mereka berpura-pura membela Gaza lewat politik retorika atau sekadar memerintahkan doa-doa untuk Palestina. Bahkan sebagian dari para penguasa itu justru melarang khotbah, ceramah, dan simbol-simbol perlawanan terhadap Zion*s Yahudi. Seolah-olah muslim Gaza bukanlah saudara seiman yang wajib mendapatkan pertolongan. Mereka telah melawan perintah Allah Swt. dan Rasul-Nya, “Muslim itu saudara bagi muslim yang lainnya. Tidak boleh menzalimi dan tidak boleh membiarkan saudaranya itu (dizalimi).” (HR Muslim).

Jihad dan Khilafah solusi kekejaman yahudi hari ini

Penderitaan Gaza tidak akan pernah diselesaikan oleh PBB, Liga Arab, maupun OKI. Juga tidak ada satu pun pemimpin Dunia Islam yang punya itikad menolong Gaza secara tuntas. Problem di Gaza juga tidak akan bisa selesai dengan cara-cara diplomatik, apalagi perdamaian. Proposal ”solusi dua negara” sama saja dengan mengkhianati Gaza dan mengakui penjajahan kaum Zion*s Yahudi di sana.

Solusi yang diperintahkan Allah Swt. untuk menyelesaikan persoalan ini hanyalah jihad dan Khilafah. Allah Swt. dengan jelas memerintahkan jihad untuk melawan kaum agresor yang memerangi dan merampas wilayah kaum muslim. Allah Swt. berfirman, “Perangilah mereka oleh kalian di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian.” (QS Al-Baqarah [2]: 191).

Haram hukumnya berdamai dengan kaum penjajah dan menerima eksistensi mereka di Tanah Air kaum muslim.

Krisis di Gaza juga akan tuntas sempurna jika kaum muslim memiliki perisai untuk melindungi diri mereka, yakni Khilafah Islamiah. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda, “Sungguh Imam (Khalifah) itu adalah perisai (pelindung umat).” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Khilafah inilah yang akan mengerahkan pasukan untuk mengusir kaum Zion*s Yahudi dari Palestina dan menghukum mereka.

 Dahulu Rasulullah saw. pun—sebagai kepala Negara Islam saat itu—pernah mengusir kaum Yahudi di Madinah dari Madinah. Rasulullah saw. sekaligus menghukum mereka karena mengkhianati beliau dan kaum muslim.

Oleh karena itu, wahai kaum muslim Kita adalah anak-cucu Shalahuddin al-Ayyubi. Dalam darah kita mengalir spirit jihad mengusir penjajah. Kaum muslim dahulu berhasil mengusir pasukan Salib dan kembali menyucikan tanah Palestina, maka solusi satu satunya dari kebiadapan yahudi saat ini adalah hanya jihad dan khilafah sehingga dunia dapat menghentikan seluruh kekejaman dan kebiadapan yahudi.**

Wallahualam bissawab.