Negeriku Darurat Rusaknya Bangunan Keluarga

Oleh: Siti Rusfriani Verina, S.Pd

Deteksijambi.com ~ Kehidupan tentunya akan berujung kepada kembali kepada sang Pencipta. Tiada kekal dan abadi semua makhluk di dunia ini. Manusia yang dikaruniai akal yang sempurna oleh sang Pencipta diberi aturan dalam menggunakannya. Namun, ketika sudah tidak mengambil aturan dari sang Pencipta tentunya adalah kekeliruan.

Kini, banyak permasalahan dari segala aspek kehidupan dari tahun ke tahun. pada akhir Agustus 2024 saja sudah terjadi 3 kasus pembunuhan yang terjadi dalam bangunan keluarga yang sampai menghilangkan nyawa. 

Pertama, Anak yang membunuh ibu kandungnya dengan parang pada leher ibunya karena sudah gangguan jiwa di wilayah Balik papan. Kedua, ibu tiri yang membunuh anak tirinya dengan cara dimasukkan ke karung di Pontianak. Ketiga, anak yang membunuh bapak kandungnya ditusuk dengan pisau dapur bagian badan kirinya hingga meninggal, dan menganiaya adiknya hingga ditangani medis di Cirebon. Yang sungguh miris 

Pelaku pembunuhan tak lain adalah keluarganya.

Kini Bangunan dalam keluarga, tak lagi kokoh dan harmonis, mudah retak dan hancur.

Keluarga seharusnya menjadi tempat untuk menyemai kasih sayang seluruh anggotanya. Ayah dan ibu menjadi pelindung bagi anak-anaknya kemudian anak yang berbakti kepada orang tuanya dan saling mencintai. Namun beginilah fakta yang terjadi saat ini. Kini sakinah dalam keluarga pun menjadi sesuatu yang mahal harganya. Karena rusaknya hubungan antar keluarga tadi. 

Sang anak yang tega membunuh ibunya, begitu juga sebaliknya anak yang membunuh bapak dan adiknya. Hal ini pengaruh dari sistem yang diemban di negeri ini, yaitu sekuler.

Kehidupan sekuler memang sudah merusak bangunan keluarga . Memisahkan agama dalam kehidupan dan memisahkan agama dalam negara. Dalam kehidupan tidak membawa agama. Akibatnya kehilangan makna dalam kehidupan, yaitu untuk apa mereka diciptakan dan apa yang harus mereka lakukan didunia.

Hilangnya keimanan dan ketaqwaan, sehingga dengan mudahnya melakukan tindakan yang zholim sampai menghilangkan nyawa, itu salah satu wujud dari penerapan sistem yang salah.

 Hilangnya pemahaman tentang peran agama dalam kehidupan, menjadikan hubungan antar keluarga mengalami kerusakan.

Semua ini dikarenakan adanya kesalahan dalam tata kelola khususnya fondasi keluarga.

Sistem demokrasi yang dianut negeri ini merupakan Sistem sekuler kapitalisme. Menjadikan kehidupan hanya untuk mendapatkan materi. Hingga menghilangkan rasa kasih sayang, memikirkan untung dan rugi atau meraih manfaat dari perbuatan yang dilakukan. Jauhnya mereka dalam agama membuat bangunan keluarga muslim menjadi rusak. 

 Runtuhnya bangunan keluarga menjadikan umat tidak bangkit dari keterpurukan sekulerisme. 

Sistem sekulerisme pun juga ikut melengkapi keluarga muslim dengan ide hedonisme atau hidup bermewah-mewahan, konsumenisme dan kesetaraan gender. Tuntutan hidup hedonis dan konsumtif menjadikan ibu rela meninggalkan buah hatinya hanya untuk mendapatkan ekonomi. Begitu juga kesetaraan gender yang diperjuangkan para fenimis membuat sang ibu berusaha untuk bekerja seperti sang ayah. Untuk mendapatkan materi memperbaiki ekonomi keluarga hingga meninggal kewajiban menjadi seorang ibu, untuk mengasuh dan mendidik anaknya serta taatan kepada suaminya. 

Hal ini nampak jelas dari tidak adanya negara melindungi akidah umat dalam tatanan kehidupan dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Sekularisme jauh berbeda dengan Islam. Islam menjadikan manusia dekat dalam aturan sang Pencipta. Tujuan berbuat untuk mendapatkan Surga-Nya dan ridhonya bukan untuk mendapatkan materi dan manfaat belaka. 

Islam menjadikan manusia dekat dengan agamanya. Agama menjadi pedoman dalam kehidupan dan mengetahui hakikat kehidupan. Hidup didunia bertujuan untuk beribadah kepada sang Penncipta.

Peran negara dalam mewujudkan hal tersebut adalah sebagai berikut.

Pertama, Sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam. Dalam hal ini generasi akan mengetahui ilmu untuk diamalkan dalam kehidupan dan bisa menjalankan kehidupan yang benar. Menjadikan generasi yang berkepribadian Islam dan untuk kemaslahatan umat.

Rasulullah Saw bersabda “Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia.” (HR Ahmad).

Kedua, Sistem ekonomi dalam Islam akan menjadi umat hidup sejahtera. Hal ini menjadikan peran ayah dimudahkan untuk mendapatkan pekerjaan untuk menafkahi keluarganya tanpa kekurangan. Sehingga para ibu fokus untuk dirumah menjadi ibu dan pengatur rumah tangga atau Ummun wa robbatul bait. 

Ketiga, Sistem sanksi dalam Islam sifat nya menjerakan. Hukum qishas atau balasan serupa akan diperuntukkan untuk pelaku tindakan kriminal seperti pembunuhan dan penganiayaan tersebut. Dengan hukum ini membuat umat mengalami efek jera hingga kapok dengan perbuatannya.

Hal tersebut sesuai dengan ayat,

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) kisas berkenaan dengan orang yang dibunuh. Dan dalam kisas itu ada (jaminan) kehidupan bagimu, wahai orang-orang yang berakal, agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 178-179).

Keempat, Sistem politik dalam Islam yang menerapkan syariat Islam secara Kaffah atau keseluruhan. Inilah yang menjadikan Islam Rahmatan Lil Alamiin yaitu Rahmat bagi seluruh alam.

Tentunya menjadi kewajiban kita kaum muslimin untuk memperjuangkan agar Islam dapat diterapkan secara keseluruhan kembali dalam kehidupan kita yaitu dengan dakwah sesuai dengan metode Rasulullah SAW. 

Wallahu a’lam bishawwab