Keluhan Masyarakat Jambi Terhadap Infrastruktur Pasar Jambi, Bagaimana Pandangan Islam?

Oleh: Sarinah (Komunitas Literasi Islam Bungo)

Deteksijambi.com ~ Infra struktur jalan maupun pasar adalah salah satu akses yang penting bagi masyarakat. Maka senantiasa harus benar-benar diperhatikan oleh negara. Dan hendaknya pemerintah memberi kenyamanan bagi masyarakat, sehingga masyarakat merasa nyaman dan merasa diperhatikan.

Jalan berlubang dan kemacetan adalah hal yang sering dialami masyarakat khususnya di wilayah Jambi.

Baru-baru ini, masyarakat jambi mengeluhkan tentang akses jalan yang berlubang dan kemacetan di jalan Raden -Wijaya, kawasan Kebun Kopi. kecamatan Jambi Selatan, Kota Jambi. Hal ini telah menjadi masalah yang dirasakan para pedagang dan pengguna jalan selama hampir dua tahun( Kompas.COM).

Masalah ini tidak hanya menyebabkan kemacetan, tetapi juga mengakibatkan kecelakaan fatal. Salah satu warga berpendapat, hal ini disebabkan keberadaan pasar dan masalah limbah pasar yang belum terselesaikan. Sehingga menyebabkan para pedagang dan pengguna jalan sering kali terganggu oleh bau tidak sedap yang berasal dari limbah pasar. Masyarakat setempat meminta, agar para pejabat wilayah Jambi memberi perhatian lebih terhadap infrastruktur kota, yang dua tahun belum teratasi ini.

Kasus diatas adalah salah satu problem yang ditimbulkan oleh kesalahan dalam pengelolaan infrastruktur dalam negri. Hai itu menjadi salah satu bukti nyata rusaknya sistem yang diemban oleh negeri tercinta ini. Shingga problem baru senantiasa muncul ditengah publik bak gayung bersambut.

Sistem yang diemban oleh negeri tercinta ini adalah sistem kapitalisme yang memilihi paham liberalisme dan sekularisme.

Liberalisme artinya bebas. Masyarakat diberi kebebasan sebebas-bebasnya untuk berekspresi, yang menjadikan mereka tidak mengenal adanya batasan dalam berbuat. Dan begitu pula sekularisme artinya memisahkan agama dalam kehidupan. Artinya agama tidak menjadi pengatur bagi kehidupan manusia.

Tolak ukur dari Sekularisme adalah berbuat atas dasar manfaat atau kepentingan.

Oleh sebab itu Tak jarang jika masyarakat tidak mendapat perhatian dari para pejabat penguasa. Termasuk dalam pembangunan infrastruktur diatas. 

Para pemangku jabatan tidak mendeteksi adanya keuntungan dalam agenda itu, singga mereka abai dengan nasip masyarakat kecil.

 Pembangunan jalan, pasar maupun jembatan akan mereka lakukan jika itu memberi kemanfaatan pada mereka, terbukti dengan jalan-jalan rusak, jembatan rusak bahkan fasilitas-fasilitas kemasyarakatan seperti rumah sakit dan sekolah disekitar kita yang tidak mendapat perhatian.

Begitulah jika bukan hukum Allah diterapkan, akan seantiasa mengakibatkan kerusakan.

Dalam Islam kepala negara ( Khalifah) akan bertanggung jawab penuh terhadap pemenuhan hajat masyarakat. Akses jalan, jembatan maupun pasar adalah sarana dan prasarana yang penting bagi masyarakat, sehingga tidak boleh diabaikan.

Allah subahanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al-muddatstsir 38 

” tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang dilakukannya “.

Sehingga harus bertanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. 

Terlebih lagi ia adalah sebagai pemimpin.

Dalam hadits Rasulullah Saw bersabda” setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya”.

Hadis ini memperkuat pernyataan diatas, bahwasanya setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban dan harus amanah dalam menempati jabatannya. Dengan peringatan itu maka setiap muslim harus senantiasa mempertimbangkan segala perbuatannya apakah sudah sesuai dengan hukum islam.

Ada banyak hal yang telah Rasulullah Saw contohkan sebagaimana beliau menjadi pemimpin kaum muslim dulu.maka sudah seharusnya kita meneladani Rasulullah Saw sebagai suri tauladan yang harus kita contoh, terutama dalam hal kepemimpinan.**

Allahu a’lam bishawwab.