Dilalui Truk Pengangkut Pasir Dan Sawit Jalan Desa Pulau Betung Bak Genangan Kerbau


Deteksijambi.com ~ BATANGHARIEksploitasi tambang galian C di Desa Pulau Betung dan di Desa Ture Maupun di beberapa Desa Di Kecamatan Pemayung Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi masih menyisakan persoalan pelik dan kian menjadi polemik dikalangan masyarakat beberapa Desa 

Sebagian Warga mengeluhkan hilir mudik dump truck pengangkut pasir. Gara-gara dilewati truk pengangkut material yang melebihi tonase, infrastruktur jalan desa rusak parah dan menghambat berbagai kepentingan warga yang notabene melewati jalan tersebut untuk berbagai keperluan 

Kerusakan paling parah tepat berada persis di dekat Simpang tugu AMD serta di dekat lapangan Futsal Desa Pulau Betung yang Kerusakan jalan tak lain disebabkan akibat terlalu sering dilintasi dump truck yang mengangkut material pasir dari lokasi tambang galian C.

Parahnya lagi, truk pengangkut pasir kadang tidak ditutup terpal. Belum lagi muatan yang melebihi kapasitas bak truk yang mengakibatkan kerusakan jalan yang sangat parah serta mobil tronton milik oknum warga yang melewati jalan tersebut padahal jalan yang rusak tersebut adalah jalan yang sering dilewati oleh para petani serta anak anak sekolah.

 ”Kami minta aparat Desa Pulau Betung maupun aparat Desa Ture bertindak tegas terhadap sopir sopir yang melintas di jalan ini untuk tidak membawa beban yang melebihi tonase,”ujar salah satu warga yang ditemui di salah satu jalan rusak tersebut 

Hampir semua kendaraan dump truck pengangkut pasir melintas di Desa Pulau Betung. Terlebih akses jalan tersebut merupakan jalan satu-satunya. Karena jalan Desa Lopak Aur tak bisa dilintasi karena sudah dilarang warganya, karena sebelumnya jalan tersebut juga hancur dilewati truk truk pengangkut pasir

Ada beberapa titik tambang pasir di Desa Pulau Betung terdapat lima lokasi tambang pasir, di Desa Ture ada lima tambang pasir dan hampir semua kendaraan melintas di jalan Desa Pulau Betung. 

”Jika satu lokasi tambang ada dua armada dump truck yang antre setiap hari, maka dalam sehari tidak kurang 20 unit dump truck yang melintas di jalan desa. Muatannya juga tidak ada yang normal, hampir semuanya overload,” kata salah satu warga yang tidak ingin namanya dipublikasikan.

Dan itu belum lagi ada beberapa truk CPO maupun truk pengangkut sawit dari Desa Ture yang melewati jalan tersebut yang bertonase ratusan ton.

Tak heran, jika jalan Desa Pulau Betung hancur dan berlubang serta aspal yang mengelupas yang menyisakan lobang yang dalam . Aspal jalan yang mulus mengelupas bercampur batu,

”Apalagi sekarang musim penghujan jalannya becek dan licin. Kami khawatir akan mengganggu anak-anak saat berangkat dan pulang sekolah. Belum lagi banyaknya kendaraan yang hilir mudik di jalan,” ungkap warga.

Arian Arifin Ketua DPW LSM PUSPA -RI (Pusat Study Pembangunan Republik Indonesia) Provinsi Jambi saat diminta tanggapannya Rabu (15/01/25) terkait dengan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh truk truk pengangkut pasir serta truk pengangkut sawit mengatakan 

“Pemilik tambang pasir tolong hargai masyarakat jangan cuma memikirkan untung tapi lihat juga jalan yang hancur dan kalian jangan seolah tutup mata dengan keresahan yang dialami masyarakat.

 ”Saya minta Pemerintah Desa Pulau Betung maupun Pemerintah Desa Ture untuk tidak tutup mata tolong bertindak tegas,atau perlu panggil pemilik tambang pasir yang berada di Desa masing-masing untuk membicarakan terkait kerusakan jalan tersebut karena Faktanya jalan tersebut kian hari kian hancur . Penambang jangan cari keuntungan, tapi jalan dibiarkan rusak,” desaknya.

“Jika memang Pemerintah kedua Desa saling melempar tanggung jawab maka saya selaku Ketua LSM PUSPA -RI bersama masyarakat akan melakukan aksi dengan menutup jalan tersebut dan melarang truk pasir maupun sawit yang melebihi tonase melewati jalan ini dan tidak akan dibuka sebelum di perbaiki,”ujarnya. (Arian Arifin)