Kondisi Aji Korban Pengeroyokan Sangat Memprihatinkan Koma Tak Sadarkan diri Orang Tau Korban Minta Polda Jambi Ikut Andil Terkait Kasus ini.
DJ ~ KOTA JAMBI – pasca kejadian pengeroyokan aji dini hari pada tanggal 1 april 2024 hingga kini kondisi M Rashad Ramzi atau Aji sangat memprihatinkan terbaring (koma) tidak sadarkan diri tak berdaya di RSUD Raden Mattaher.
Korban pengeroyokan dari Arli dan Faras beserta sejumlah rekan-rekannya di depan gedung Kantor RRI Telanaipura itu pun masih harus terus memperoleh perawatan medis.
Sedari awal keluarga melapor Polisi yakni Polsek Telanaipura pada hari yang sama pada saat peristiwa pengeroyokan tersebut, selang beberapa hari 2 pelaku utama yakni Arli dan Faras langsung diproses oleh pihak Kepolisian.
Namun sampai disini, keluarga korban mengaku belum puas. Sebab berdasarkan bukti rekaman CCTV sekitar saat kejadian terdapat sejumlah orang yang diduga turut terlibat dalam peristiwa pengeroyokan Aji.
Namun hingga kini belum diproses. Kuasa hukum keluarga korban pun meminta agar pihak kepolisian bertindak tegas menangani kasus ini.
“Siapapun yang terlibat didalam pengeroyokan, kami berharap itu dilibatkan semua dalam perkara ini,” ujar Zainal Abidin, Kuasa Hukum keluarga Aji, Rabu 17 April 2024.
Zainal berharap “semua rekan-rekan pelaku yang terlibat dalam kasus ini mulai dari yang melakukan pengepungan pakai mobilnya, hingga membersihkan kucuran darah korban di TKP usai kejadian diproses hukum. Bahkan dia juga berharap agar Polda Jambi segera mengambil alih kasus ini, dikarenakan proses hukum sejauh ini dirasa belum optimal.
“Karna kami merasa disini kami kurang puas dengan yang ditangani saat ini. Karna kenapa baru 2 orang yang jadi tersangka?” ujar Zainal.
Sedangkan di CCTV, lanjut dia, bukan cuman 2 orang banyak yang terlibat disitu.
Selanjutnya Zainal Abidin juga mempertanyakan apakah barang bukti seperti HP pelaku sudah diamankan atau tidak?
“Baik yang tertangkap ataupun yang menyerahkan diri apakah itu BB ikut diamankan atau tidak? Karna menurut hemat kami itu penting,” katanya.
Jadi penting sebab kasus ini berawal dari media sosial, terjadi pengeroyokan hingga kemudian beredar isu cinta segitiga.
Namun soal isu yang berkembang yakni cinta segitiga antara pelaku, korban dan seorang wanita. Keluarga Aji membantah isu ini. Menurut mereka hal itu tidaklah benar, sebab dalam peristiwa, kata mereka, ini murni konteksnya pertemanan antara sesama anak Batanghari.
Ibu Aji, Laila pun meminta keadilan atas peristiwa yang menimpa anaknya. Laila jelas tak terima dengan sakit yang diderita anaknya karna ulah dari Arli, Faras dan rekan-rekannya.
“Jadi saya mohon supaya ditegakkan lah keadilan. Anak saya diinjak-injak, kepalanya bocor sampai dioperasi. Manusia seperti apa yang tega melakukan seperti itu pada anak saya,” kata Laila.
Di waktu yang sama, Menurut keterangan Ari apek (panggilan teman aji) mengetahui benar peristiwa kenapa terjadi pengeroyokan,
” Ini berawal chattingan komunikasi di akun Instagram yang saya pinjam menggunakan milik aji ke percakapan instagram milik bunga teman kami juga yakni diketahui pacarnya Arli sesama dari batanghari tentang “kami ada rencana berangkat ke jogya untuk training belajar cafe, karena si bunga pun ada di yogya, dan ternyata arli yang mengetahui Chattingan tersebut hingga marah pada kejadian bulan januari.
Dan itupun saya sudah meminta maaf ke Arli agar tidak salah paham dan menyalahkan Aji, ternyata ketidaksenangan arli berlanjut pada pengancaman ke kami”, pungkas teman Aji (korban) yang di panggil Ari Apek.
(**)