DETEKSIJAMBI.COM ~ JAMBI, Janji tinggallah janji, itulah kata yang pantas diucapkan masyarakat perbatasan antar Provinsi Jambi-Sumatera Selatan di Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi kepada Gubernur Jambi Al Haris.
Betapa tidak, janji saat 2019 lalu ketika berkampanye di Sungai Gelam akan mempertahankan tanah jambi dari keserakahan Sematera Selatan, ternyata hanya janji kampanye belaka.
“Sejak terpilih jadi Gubernur Jambi, tidak ada sama sekali muncul lagi ke Sungai Gelam. Dan teriakan kami pun di acuhkan oleh Gubernur Al Haris. Hingga daerah kami akhirnya resmi masuk wilayah Sumatera Selatan,” ungkap Ponidi tokoh masyarakat Sungai Gelam, Jumat (03/03/2023).
Hal senada juga disampaikan Jembleng, dirinya mengaku kecewa dan menyesal telah mengajak warganya untuk bersama memenangkan pasangan Al Haris – Abdullah Sani pada Pilgub 2019 lalu.
“Tahan saya mengajak seluruh warga agar bersama memenangkan Al Haris saat itu (Pilgub 2019,red) agar bisa mempertahankan tanah jambi. Tapi sayang ini hanya mimpi isapan jempol belaka,” sebut Jembleng.
Tak hanya itu saja, janji kampanye sang mantan Bupati Merangin untuk memperbaiki infrastruktur jalan dan meningkatkan perekonomian para petani juga belum terbukti hingga saat ini.
“Dulu datang kampanye bersama Jambi Waras akan memberikan bantuan kepada para petani. Tapi nyatanya hingga tahun ke tiga ini semuanya nol besar atau omong kosong,” ungkap Wagirin seorang petani di MuaroJambi.
“Karena janji adalah hutang. Dan namanya hutang, harus dibayar lunas. Kini saatnya warga propinsi Jambi, menagih semua janji-janji politik agar tidak ada dusta diantara kita. Tentu saja tidak akan pernah bisa move on selama semua janji-janji Anda semasa kampanye dulu belum ditepati,”tuturnya
Sementara, Pengamat Kebijakan Publik Jambi Dr. Noviardi Ferzi menilai, kabinet baru Jambi saat ini masih jauh dari janji Gubernur Al Haris pada kampanye Pilgub 2020 lalu.
Reshuffle atau perombakan kabinet Jambi selain sudah terlambat dilakukan, juga dinilainya tidak sesuai harapan.
“Pada Kampanye lalu Gubernur menjanjikan kabinet yang baik, profesional, mumpuni. Faktanya, kabinet tidak sesuai harapan orang banyak, hanya orang – orang lama yang selama ini tak memperlihatkan kinerja yang mumpuni, ” kata Noviardi saat menanggapi pelantikan pejabat utama pemrov yang baru dilantik (2/3) kemarin.
Menurut dia, alih-alih membuat tim kerja yang profesional, kabinet saat ini justru diisi oleh para lingkaran pendukung pada pilgub lalu.
Selama ini, banyak kepala OPD yang berkinerja buruk, namun tetap dilantik karena dipaksakan menempati jabatan yang tidak sesuai dengan keahliannya.
Pemimpin yang ingkar janji itu datang lima tahun sekali menemui masyarakat dan menebar janji. “Saya melihat ada pihak-pihak yang tidak memikirkan masyarakat. Tiap lima tahun mau pemilu janji-janji melulu, dan kalau berkuasa lupa dengan janji-janji itu,”
“Saya berharap kepada semua pihak yang saat ini memegang kepercayaan dari masyarakat, jalankan sebaik-baiknya dengan tidak mengecewakan atau menyimpang dari UUD 1945,” ucapnya.
Namun, Noviardi menilai reshuffle benar-benar dilakukan dengan hak prerogatif Gubernur, tapi juga karena kedekatan. Orang-orang yang ditunjuk harus profesional sesuai janji kampanyenya.(*)