Eka Marsega (21) Mahasiswi UIN Sultan Thaha Syaifudin Jambi Fakultas PGMI Jurusan Tarbiyah dan Keguruan, semester enam, telah menjadi korban kecelakaan di Jalan lintas Jambi-Bungo (Jalan Nes)
DJ ~ JAMBI – Benar kata pepatah. Sudah jatuh ketimpa tangga. Sudahlah tidak mendapatkan pelayanan prima, keluarga korban harus bolak-balik mencari Rumah Sakit demi menyelamatkan nyawa anaknya dan diminta bayar tagihan sendiri.
Gunawan Wibisono seorang buruh sebuah perusahaan harus bolak-balik mencari Rumah Sakit untuk menolong nyawa anaknya. Anaknya bernama Eka Marsega (21) Mahasiswi UIN Sultan Thaha Syaifudin Jambi Fakultas PGMI Jurusan Tarbiyah dan Keguruan, semester enam, telah menjadi korban kecelakaan di Jalan lintas Jambi-Bungo (Jalan Nes) Muaro Jambi, pada Sabtu pagi tanggal 29 Juni 2024 di saat hendak pergi ke lokasi KKN.
Awalnya Eka Marsega dibawa oleh warga ke Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher sesaat setelah kecelakaan pada sabtu pagi tersebut untuk segera dioperasi guna menangani gumpalan darah dalam kepalanya.
Namun pihak RSUD beralasan bahwa alat CT Scan sedang rusak. Maka diminta kepada ayah korban untuk mencari sendiri rumah sakit lain yang bisa membantu scaning kepala anaknya.
Kemudian ayah Eka membawanya ke RS Bayangkhara dengan menggunakan ambulance umum. Padahal di RS Raden Mataher memiliki ambulance sendiri.
Barulah kepala Eka Marsega dapat dilakukan scan oleh pihak RS Bayangkhara. Sayangnya, dikarenakan ruang ICU penuh, ayah korban diminta lagi mencari Rumah Sakit lain untuk mendapatkan pelayanan. Kemudian diantarlah ke Rumah Sakit dr. Bratanata Jambi (DKT). Ternyata ruang ICU di DKT juga penuh. Maka akhirnya disarankan kembali ke RSUD Raden Mattaher, mengingat kebutuhan untuk scaning sudah ada, maka dianggap tidak ada lagi kendala kalau hanya sekedar untuk melakukan operasi di RSUD tersebut.
Setelah sampai di RSUD, Eka Marsega disiapkan untuk dilakukan operasi sekitar pukul 22.00 malam (Sabtu Malam Minggu). Setelah masuk kamar operasi, anehya Dokter yang menanganinya dr. Rhonaz Putra Agung. Sp.BS tiba-tiba meminta agar operasi dipindahkan dengan alasan bahwa alat operasi di Rs Raden Mataher tidak steril.
“Kalau tahu tidak seteril alatnya, kenapa tidak diberitahu sejak awal. Kami sudah menunggu dari sore tadi, sekitar pukul 19.00 hingga sekarang. Kini sudah masuk kamar operasi, kok keluar dan pindah lagi. Kami ini sudah dari pagi tadi sejak kecelakaan sudah sangat direpotkan soal pelayanan di RS Raden Mattaher” Kata Ayah Eka Marsega, Gunawan dengan nada kesal.
Kemudian dr. Rhonaz Putra Agung. Sp.BS akan membantunya mencari RS lain yang bisa melakukan Operasi. Barulah Eka Marsega diantar ke RS Mitra untuk melakukan operasi atas anjuran dari Dokter tersebut. Eka Marsega dirujuklah ke Mitra untuk dilakukan operasi pada bagian kepala untuk menangani gumpalan darah dikepalanya. Operasi juga ditangani oleh dr. Rhonaz Putra Agung. Sp.BS. Alhamdulilah operasi di kepala Eka Marsega berjalan baik.**