Terkait persoalan berkurangnya BBM saat pengiriman, pihak PT Elnusa, Teguh Odi mengatakan bahwa losses 20 liter masih dianggap wajar.
DJ ~ JAMBI – Pengusaha Pertashop di Provinsi Jambi banyak mengeluh. Mereka kehilangan alias losses BBM non subsidi jenis Pertamax sebanyak 15 hingga 28 liter dalam proses distribusi dari Depo hingga ke Pertashop.
“Nilai losses itu terbilang lumayan. Sebanyak 15 liter untuk seribu liter pengiriman. Bila dihitung, nilainya mencapai Rp 200 ribu per pengiriman, apalagi kita kadang order hanya 1 ton,” ungkap salah seorang pengusaha Pertashop di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, Sabtu 18 Mei 2024
Ia Menambahkan, sesuai kontrak Pertashop hanya menjual BBM non subsidi. Namun, saat distribusi BBM berlangsung ke Pertashop, jumlahnya justru berkurang. Pihaknya pun telah mempertanyakan kepada pihak PT Elnusa selaku penyedia jasa pengiriman BBM terkait hilangnya minyak tersebut.
Pernyataan senada juga diungkapnya pengelola Pertashop di tepi Jalan Lintas Sumatera Muara Bulian – Tebo. Dirinya mengaku setiap pengiriman BBM selalu terjadi penyusutan paling sedikit 23 liter dan paling banyak 28 liter. Dirinyapun sudah mempertanyakan kepada pihak Elnusa. Namun, pihak Elnusa malah menyalahkan tangki modular di Pertashop.
“Kami ingin kerjasama yang lebih sinergi antara Pertashop dengan Elnusa selaku penyalur. Terutama terkait losses ini. Namun letak penyebabnya, pihak Elnusa berdalih tangki modular yang mengalami melar. Padahal, tangki modular itu kan dari Pertamina,” tandasnya.
“Saya juga sudah ukur ulang pakai gelas liter, dan sudah sesuai ukuran yang dikeluarkan dari tangki tidak ada kelebihan,” sambungnya.
Terkait persoalan berkurangnya BBM saat pengiriman, pihak PT Elnusa, Teguh Odi mengatakan bahwa losses 20 liter masih dianggap wajar. Teguh Odi pun terkesan menyalahkan kondisi tangki modular.
“Kalau 20 liter masih toleransi pak. Tangki diatas itu kebanyakan mengalami perubahan bentuk, disisi- sisi tangkinya itu pada kembung, sehingga tidak sesuai lagi hasil pengukurannya,” ujar Teguh.
“Tangki Pertashop perlu diterra ulang pak, karena sudah mengalami perubahan bentuk bukan petak lagi,” tambahnya. (*)